Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, biasanya kalian bakalan dihadapi oleh dua pilihan. Yang pertama adalah melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi dan yang kedua adalah mulai mencari pekerjaan. Tak dapat dipungkiri lagi bila saat ini banyak diantara kita yang lebih memilih untuk langsung mencari pekerjaan selepas lulus sekolah. Biasanya mereka yang memilih langsung bekerja memiliki beberapa alasan, diantaranya tidak ingin merepotkan orang tua lebih lama lagi. Selain itu, orang yang lebih memilih bekerja setelah lulus biasanya merupakan orang dari golongan keluarga sederhana. Akan tetapi banyak juga mereka yang berasal dari keluarga berada yang enggan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena tidak ingin memusingkan diri dengan semua pembelajaran formatif seperti di sekolah. Mereka lebih memilih utnuk membuka usaha sendiri yang sesuai dengan minat mereka.
Namun masih banyak juga yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dengan harapan akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dikemudian hari. Mereka rela mencoba mengikuti segala macam seleksi di perguruan tinggi manapun yang sesuai dengan jurusan yang dikehendakinya. Tak jarang mereka memilih untuk kuliah di tempat yang jauh dari rumah, bahkan kampung halamannya. Hingga pada akhirnya mereka diterima di salah satu perguruan tinggi yang menjadi pilihannya. Dengan senang hati merekapun mulai beranjak pergi meninggalkan rumah, tanpa menghiraukan berapa jarak yang akan mereka datangi. Tak terasa, memang. Saat kita merasa bahagia, apapun masalah bahkan rintangan bagaikan angin yang berlalu tanpa menampakkan wujudnya.
Sang perantau muda.
Yang mulai keluar dari zona amannyaa. Yang mulai berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu daerah ke daerah lain. Mulai berkenalan dengan lingkungan dan budaya baru, yang bahkan belum pernah mereka temui sebelumnya. Rela jauh dari orang tua bahkan sanak keluarga dan kawannya demi menggapai cita-citanya.
Yang mulai keluar dari zona amannyaa. Yang mulai berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu daerah ke daerah lain. Mulai berkenalan dengan lingkungan dan budaya baru, yang bahkan belum pernah mereka temui sebelumnya. Rela jauh dari orang tua bahkan sanak keluarga dan kawannya demi menggapai cita-citanya.
Sang perantau muda.
Mulai berkawan dengan orang dan kondisi yang baru. Mulai memasuki dunia luar yang bahkan tak pernah mereka duga sebelumnya. Hari demi hari berlalu. Satu bulan, masih biasa saja. Berkenalan dengan teman baru, mulai menjalani kehidupan di kampus yang baru. Dua bulan. Tak banyak kendala yang berarti. Masih dengan suasana hati yang sama, gembira bahkan bangga karena bisa hidup jauh tanpa orang tua. Bangga karena bisa bercerita dengan kawan lama tentang Kota yang baru saja ditinggalinya.
Tiga Bulan. Perasaan cemas, bahagia? Tidak. Biasa saja. Mulai bosan dan lelah melakukan segala pekerjaan seorang diri. Mulai merindukan masakan sang ibunda, masakan yang berasal dari dapur rumah. Cerita tentang kota baru sudah mulai tak berarti lagi. Lingkungan baru sudah tak baru lagi. Semuanya berjalan normal, namun tidak dengan hatinya. Homesick mulai menyerang, tak satupun yang peduli. Mereka mulai mencemaskan betapa jauhnya rumah dari sini. Betapa sulitnya bila ingin bertemu dengan sanak keluarga. Jauh dari rumah, baru kini mereka sadari. Tak ada gunanya euphoria perantauan yang pada awalnya sangat mereka banggakan.
Sang perantau muda.
Mulai mencari jati dirinya. Mencoba mengendalikan rasa rindu yang bahkan tak terbendung. Tangisan tak tertahankan, hanya bisa mengalir tanpa suara. Disinilah mereka, mulai mencoba membuka mata untuk kehidupan barunya. Tanpa orang tua, bahkan sanak keluarga. Tetangga, kawan, bahkan tukang bubur jadi keluarganya.
Sang perantau muda.
Saling menjaga, satu dengan lainnya. Saling membantu, membagi kasih.
Tidakkah kalian pikir, menjadi perantau itu bahagia? Ya, bahagia sekali. Bertemu dengan orang baru dan masalah baru.
Tidakkah kalian pikir, menjadi perantau itu menyedihkan? Ya, tentu. Sedih ketika rindu dengan orang tua, bahkan sedih ketika harus meninggalkan keluarga di perantauan.
Apa kalian pikir, kalian akan selalu bahagia bila terus dekat dengan orang tua? Dekat dengan orang tersayang?
Merantaulah. Saat bertemu selepas dari perantauan, kalian akan merasakan rasa bahagia yang sesungguhnya.
Merantaulah. Agar kalian tahu rasanya melepas rindu yang telah lama tertahankan.
Merantaulah. Agar kelak kalian tahu betapa berharganya sang waktu.
kerenn (y)
BalasHapusThankyou^^
BalasHapus