#Just A Part of My Life: "Hey, I Miss You!"



Bukan perpisahan namanya bila masih saling mendamba. Bukan perpisahan namanya bila masih saling merindu.
Aku dan kamu, bahkan mereka tahu betul akan kedua hal itu. Sesuatu yang dianggap wajar bahkan lumrah bagi segelintir orang, namun tidak bagiku.
Memang benar, setiap pertemuan selalu membuahkan sebuah perpisahan. Entah perpisahan yang manis atau tidak, perpisahan atas dasar ingin bahkan terpaksa. Semua itu pilihan dengan takdir di dalamnya.
Namun, berpisah bukan berarti tak saling kenal lagi. Berpisah pun tak harus tanpa kata, bukan?
Tak ada perpisahan yang tak melibatkan air mata, memang. Perpisahan yang baik ataupun tidak, keduanya menggunakan air mata untuk membasuhnya. Hanya berbeda pada emosi yang digunakan.
Aku, mungkin bukan satu - satunya orang yang sempat mencicipinya. Merasakan pahitnya sebuah kehilangan karena adanya perpisahan. Perpisahan yang tak di-ingin-kan. Perpisahan yang tak diduga sebelumnya. Belum jauh memang, aku memulai bersamanya. Namun, batinku sudah terlampau jauh untuk sekedar mencintainya. Hingga akhirnya akupun sadar, dia menginginkannya. Menginginkan sebuah perpisahan, yang entah apa sebabnya.
Tak apa, aku tak keberatan. Toh aku dan kamu belum menjadi kita

, bukan? Silahkan pergi, bila berkenan. Aku tak apa.
Mungkin aku terkesan naif, bahkan tak logis. Ya, aku memang tak ingin berfikir lebih dalam lagi. Biar saja tak logis. Biar saja dibilang naif. Aku hanya ingin meng-iya-kan segalanya. Segala hal yang tak mungkin dipungkiri lebih jauh lagi. 
Aku tak pernah menyesali segala bentuk pertemuan yang terjadi di hidupku. Toh, semua itu tejadi diluar kehendakku. Termasuk bertemu denganmu. Aku tak pernah menyesal, bahkan aku bersyukur. Karenamu, aku menambah satu lagi pelajaran di lembaran hidupku. Karenamu, aku diberikan kesempatan untuk merasakan bahagia. Dan karenamu, aku mengerti rasanya patah hati yang sebenarnya.
Pernah terbesit untuk membenci. Membenci dirimu dengan segala kenangan tentangmu. Namun, apakah benci dapat menghapus segala luka yang ada dihati? Bukankah benci hanya akan menambah duka? Bila benci dapat menutup kembali luka yang kau torehkan, mungkin akan ku pertimbangkan untuk membencimu. Bila benci dapat membawamu kembali seperti dulu mungkin akan ku benci segala hal yang telah memisahkanmu denganku.
Namun, aku tahu benci tak akan melakukannya. Tak akan ada senyum setelah kebencian itu hadir. Aku hanya mencoba tersenyum, bukan membenci. Hanya mencoba mengabaikan, bukan melupakan.
Mencoba mengubur benci di dalam senyuman. Mencoba menyingkirkanmu dari dalam anganku. Meski hingga detik ini, aku masih merindukanmu.

4 komentar:

  1. Pukpuk Danis. Semoga bisa ketemu lagi sama doi yaa hehe
    *ga tau ini doanya bener apa nggak*

    BalasHapus
  2. Sudah nyoba di kode kode belum nisss? Sapa tahu bisa balik (rasanya) 😁

    BalasHapus
  3. Sudah nyoba di kode kode belum nisss? Sapa tahu bisa balik (rasanya) 😁

    BalasHapus