#Just A Part of My Life: "LDR"


Perbedaan itu memang indah, apabila tepat pada tempatnya. Namun seringkali perbedaan itu menjadi sebuah bom waktu yang dapat meledak kapanpun dan tentunya dapat sangat merugikan. Contohnya kalian yang saat ini sedang menjalani LDR. Long Distance Relationship? Bukan. Melainkan Long Distance Religion. Tak bisa kita pungkiri bahwa fenomena LDR yang satu ini memang banyak terjadi di sekitar kita, atau bahkan pernah terjadi pada diri kita sendiri. 
Tipe LDR ini biasanya terjadi pada mereka yang hidup di lingkungan yang memang terdiri dari beragam suku dan budaya. Untuk mereka yang sedang kasmaran a.k.a falling in love, mungkin sebuah perbedaan seperti ini bukanlah sebuah masalah ataupun penghalang bagi mereka. Mereka akan tetap melanjutkan apa yang telah mereka mulai dari awal. Namun bagi mereka yang memang mungkin sudah punya prinsip sendiri, perbedaan semacam ini akan menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan. Sudah bukan menjadi sebuah rahasia kalau beberapa perbedaan ter"amat" menjadi sebuah perhitungan bagi sebagian orang untuk menjalin sebuah hubungan. Hal yang paling umum dan banyak diwaspadai adalah perbedaan agama dan juga suku. Biasanya kedua syarat ini diberikan oleh orang tua kepada anaknya yang telah beranjak remaja.
Orang tua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, tentu. Namun terkadang kita sebagai anakpun sering merasa bahwa pilihan kita yang terbaik, toh kita juga yang akan menjalaninya.
Bagi kalian yang saat ini belum atau berencana untuk menjalin hubungan beda agama, sepertinya harus kalian pikir dan pertimbangkan sebaik-baiknya. Jatuh cinta boleh saja, namun gunakan logika kalian untuk berfikir, bukan hanya memikirkan diri kalian, namun juga orang disekitar kalian. Orangtua yang selama ini merawat kalian, apakah mereka akan setuju atau tidak. Tak ada salahnya kita sharing sama mereka, kan?
Mungkin diantara kalian juga ada yang berfikiran "ah ini kan masih pacaran, belum nikah." Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Sudah banyak kasus bunuh diri yang diakibatkan karena tidak direstui, lho. 
Melepaskan orang yang kita sayang begitu saja mungkin memang akan menyakitkan. Namun lebih menyakitkan lagi apabila kalian harus  terus menjalani hari dengan orang yang tidak mungkin bisa kalian miliki seutuhnya.
Dan untuk kalian yang sudah bertekad ingin terus melanjutkan hubungan LDR kalian, pastikan kalian telah memikirkan akibat yang akan terjadi serta cobalah memberi tahu orangtua kalian. Siapa tau jadi legal, lebih enak kan? Banyak juga hubungan LDR yang mendapat restu, lho:)
Ini hanya sekedar sharing, jangan diambil hati apabila memang tidak berguna.
Intinya apapun kepercayaan kalian, itu lebih penting dari segalanya. 
Perbedaan itu akan tetap indah, apabila sesuai dengan porsinya masing-masing!^^

4th: "Eksotisme Trio Gili di Lombok Barat: "Nanggu, Sudak, Kedis"


Apa yang kalian pikirkan saat mendengar kata Gili ? Tentunya kalian akan menyebut  nama Gili Trawangan. Tapi tahukah kalian kalau di Pulau Lombok sendiri sebenarnya punya banyak Gili?
Gili sendiri sebenarnya mempunyai arti "Pulau" dalam bahasa Sasak. Di Lombok terdapat banyak Gili yang belum banyak diketahui para pelancong bahkan warga asli sekitar. 
Selain tiga gili yang sudah amat eksis ( Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air ) yang terletak di Lombok Utara, ternyata ada juga Trio Gili lainnya yang gak kalah eksotis. Yap, Gili Nanggu, Gili Sudak dan Gili Kedis. Merupakan Trio Gili yang terletak di Lombok Barat
Trio Gili ini mungkin belum begitu terkenal dibanding Trawangan dan kawan-kawannya, tapi keindahannya tidak perlu diragukan lagi. 

Nah, pada postingan kali ini aku bakalan ngajak kalian untuk berkeliling ke tiga Gili tersebut.

Pertama - tama, untuk mengunjungi ketiga Gili ini, kita harus menempuh perjalanan darat dari Kota Mataram, melewati Gerung dan Sekotong. Sebenarnya ada beberapa lokasi yang bisa kita gunakan untuk menyebrang hingga ke Gili-Gili tersebut. Namun yang paling umum dan terkenal adalah melalui pelabuhan Tawun. Perjalanan dari pusat kota Mataram ditempuh dalam waktu kurang lebih 1jam. Setelah tiba di pelabuhan Tawun, biasanya kita langsung di datangi oleh para petugas penyewaan kapal penyebrangan. Biaya sewa kapalnya Rp.295.000,- untuk max.6 orang penumpang. Dengan biaya tersebut kita sudah mendapatkan akses untuk mengelilingi ketiga Gili tadi selama satu hari penuh dan dua orang guide di kapal. Tidak mahal jika dibandingkan dengan apa yang akan kita temukan di ketiga Gili tersebut. Dan jangan khawatir gak dapet kapal, karena disini kapal selalu tersedia dari jam berapapun.
Selain itu, kita juga bisa menyewa peralatan untuk snorkeling beserta umpan roti untuk ikan. Biaya sewa alat sebesar Rp.25.000,- per alat ( pelampung, kacamata ). Jadi kalo kalian mau menyewa 1 set alat snorkeling kalian harus membayar Rp.50.000,- . Sedangkan untuk umpan ikan hanya dihargai Rp.5.000,- per botolnya. Sangat terjangkau, bukan?

Saat menyeberang, biasanya para guide kapal mengarahkan kita langsung ke Gili Nanggu. Ini merupakan Gili yang paling besar dibanding dua Gili lainnya. 
Lama waktu penyeberangan dari pelabuhan ke Gili Nanggu sekitar 15 menit. Setibanya disana, kita akan disuguhkan oleh hamparan pasir putih bersih lengkap dengan hijaunya pepohonan yang mengisi pulau itu. Lautnya yang bersih dan bergradasi warna hijau serta biru seolah memanggil kita untu segera merasakan kesegaran airnya. KEREN BANGET.

Gili Nanggu

Gili Nanggu tidak seramai dan sepadat Gili Trawangan, tidak ada pedagang apapun disini. Pun tidak ada rumah makan ataupun warung seperti di Gili Trawangan. Pulau ini hanya berisikan pepohonan hijau, beberapa pondok untuk bersantai, dan juga kapal - kapal yang berlabuh dipesisir pantainya. Ada satu penginapan disini, namun hanya menyediakan beberapa kamar saja. Selain itu Gili Nanggu juga dilengkapi oleh beberapa fasilitas umum seperti toilet, mushola kecil, dan juga tempat-tempat sampah. Ohya, disini juga ada kolam penangkaran penyu lho!
Beberapa resort di Gili Nanggu
Di sekitar pantai banyak pelancong baik lokal maupun mancanegara yang ber-snorkeling ria. Ada juga beberapa anak kecil yang sekedar bermain pasir putih sambil mengejar ombak yang datang. 
Alam bawah laut Gili Nanggu memang tidak selengkap Trawangan, namun gak kalah KEREN, lho. Gak perlu jauh - jauh, dengan berenang sekitar 100 hingga 200 meter dari bibir pantai kita sudah bisa melihat berbagai macam jenis ikan berenang dengan santainya. Dengan catatan kita harus berenang dengan tenang, agar airnya tidak keruh dan ikan - ikannya gak lari tentunya.

Setelah puas menyicipi segala sesuatu yang ada di Gili ini, kita berpindah ke lokasi Gili kedua, yaitu Gili Sudak

Gili Sudak
Gili Sudak sendiri sering disebut dengan lokasi Gili singgah, karena memang di Gili ini tidak terdapat apapun. Hanya ada 2 buah Resto yang biasanya dimanfaatkan untuk para pelancong mengisi perut. Sayangnya, permukaan air pantai di Gili ini agak kotor dengan sampah - sampah dedaunan. Namun begitu, airnya tetap jernih dan pasirnya pun putih bersih. 

Gili Sudak, agak kotor :(

Selanjutnya adalah Gili yang paling kecil, Gili Kedis. Gili Kedis ini merupakan sebuah pulau kecil yang berukuran sekitar 3-5meter, dan berbentuk hati bila dilihat dari atas. Hanya terdapat kurang dari 5 pohon di Gili ini. Tapi keindahannya tak bisa disepelekan begitu saja. Pasirnya yang halus dan putih, airnya yang jernih, serta beberapa batu besar di salah satu ujungnya membuat pemandangan di gili imut ini patut diacungi jempol. Pantainya sangat bersih. Alam bawah lautnya berisikan banyak terumbu karang yang indah. Lebih indah dibandingkan yang ada di Gili Nanggu, menurutku. Meskipun memang tidak terlalu banyak ikan yang bisa kita lihat, namun eksotisme terumbu karangnya bisa membuat kita lupa daratan. Bagus banget. Tapi kita harus berhati - hati saat ingin bersnorkeling atau berenang karena dari pinggir pantai pun sudah banyak karang yang tajam.


Starfish di Gili Kedis
Ada beberapa tips yang bisa kalian gunakan saat akan berlibur ke Trio Gili ini, diantaranya :
1) Rencanakan waktu perjalanan kalian dari pagi hari, karena saat itu air laut cukup tenang.
2) Jangan lupa untuk menyewa alat snorkeling di pelabuhan, karena di ketiga Gili tidak disediakan tempat penyewaan.
3) Bawa bekal makanan dan minuman yang cukup, karena tidak ada toko ataupun pedagang yang berjualan. Hanya ada resto ( di gili sudak ) namun harganya lumayan mahal.
4) Pakai Sunblock! Kalo gak mau kulit kalian belang.
5) Jangan pulang terlalu sore, karena air laut akan pasang dan ombaknya tinggi banget.

Nih, yang penasaran sama keindahan alam bawah laut Gili Kedis. Check this out, gengs!

Berminat mengunjungi Trio Gili yang indah ini? Tetap jaga kebersihan dan kelestarian semua ekosistem yang ada, ya! ^^